Kabupaten Lombok Barat menduduki peringkat ke-2 kasus TBC tertinggi di Provinsi Nusa Tenggara Barat. Hal tersebut disampaikan dr. Henry Diatmo, MKM selaku Direktur Eksekutif STPI (Stop TB Partnership Indonesia) pada kegiatan Diseminasi Hasil Program STPI di Kabupaten Lombok Barat. Kondisi tersebut menggambarkan bahwa perlu adanya penanganan penanggulangan TBC yang lebih sistematis dan terintegrasi secara multisektoral. Sebagai lembaga yang turut membantu pemerintah dalam upaya penanggulangan TBC, STPI menginisiasi program penguatan kapasitas pemerintah daerah dan desa serta masyarakat untuk berkontribusi dalam mencapai eliminasi TBC. Program Kabupaten Lombok Barat ini menyasar Desa Sandik dan Desa Sesela sebagai pilot ‘Desa Siaga TBC’. Di Kabupaten Lombok Barat, pemerintah daerah dan desa menjadi sasaran intervensi program yang dilakukan sejak 2019-2022. Dari 119 desa di Lombok Barat, belum ada satupun yang bebas dari TBC. Maka dari itu perlu adanya koordinasi yang kuat dan mantap dari OPD, Kepala Desa, kader, masyarakat dan media untuk mendorong terbentuknya apa yg telah diinisiasi oleh STPI. Seyogyanya DPMD menjadi bagian dari perangkat daerah yang diharapkan dapat mendukung terwujudnya hal tersebut. Untuk itu DPMD mengirimkan salah seorang PSMnya, Drs. M Zaini